SA’AD BIN ABI WAQQASH SINGA YANG MENYEMBUNYIKAN KUKUNYA

Berita yang datang secara beruntun menyatakan serangan licik yang dilancarkan oleh angkatan bersenjata Persi terhadap Kaum Muslimin, amat menggelisahkan hati Amirul Mu’minin Umar bin Khatthab …. Disusul kemudian dengan berita tentang pertempuran Jembatan, di mana empat ribu orang pihak-Kaum Muslimin gugur sebagai syuhada dalam waktu sehari, begitu pun pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh orang-orang Irak terhadap perjanjian-perjanjian yang mereka perbuat, Berta ikrar Yang telah mereka akui . . . , menyebabkan khalifah mengambil keputusan untuk pergi dan memimpin sendiri tentara Islam dalam perjuangan bersenjata yang menentukan, melawan Persi.
Bersama beberapa orang shahabat dan dengan menunggang kendaraan,

SHUHAIB BIN SINAN ABU YAHYA PEDAGANG YANG SELALU MENDAPAT LABA

Ia dilahirkan dalam lingkungan kesenangan dan kemewahan . . . . Bapaknya menjadi hakim dan walikota “Ubullah” sebagai pejabat yang diangkat oleh Kisra atau maharaja Persi. Mereka adalah orang-orang Arab yang pindah ke Irak, jauh sebelum datangnya Agama Islam. Dan di istananya yang terletak di pinggir sungai Efrat ke arah hilir “Jazirah” dan “Mosul”, anak itu hidup dalam keadaan senang dan bahagia ….
Pada suatu ketika, negeri itu menjadi sasaran orang-orang Romawi yang datang menyerbu dan menawan sejumlah pen­duduk, termasuk di antaranya Shuhaib bin Sinan ….

MIQDAD BIN ‘AMR PELOPOR BARISAN BERKUDA DAN AHLI FILSAFAT

Ketika membicarakan dirinya, para shahabat dan teman sejawatnya berkata: “Orang yang pertama memacu kudanya dalam perang sabil ialah Miqdad ibnul Aswad”. Dan Miqdad ibnul Aswad yang mereka maksudkan itu ialah tokoh kita Miqdad bin ‘Amr ini. Di masa jahiliyah ia menyetujui dan membuat perjanjian untuk diambil oleh al-Aswad ‘Abdi Yaghuts sebagai anak, hingga namanya berubah menjadi Miqdad ibnul Aswad. Tetapi setelah turunnya ayat mulia yang melarang merangkaikan nama anak angkat dengan nama ayah angkatnya dan

SAID BIN ‘AMIR PEMILIK KEBESARAN DI BALIK KESEDERHANAAN

Siapa yang kenal nama ini, dan siapa pula di antara kita yang pernah mendengarnya sebelum ini … ?
Berat dugaan bahwa banyak di antara kita — kalau tidak semua —yang belum pernah mendengarnya sama sekali. Dan saya yakin bahwa anda sekalian sekarang sama menunggu dan bertanya­-tanya, siapakah kiranya Sa’id bin ‘Amir ini … ?
Tentu! Saat ini akan anda ketahui juga siapa dia tokoh tersebut ….

HUDZAIFAH IBNUL YAMAN SETERU KEMUNAFIKAN, KAWAN KETERBUKAAN

Penduduk kota Madain berduyun-duyun keluar untuk nyambut kedatangan wali negeri mereka yang baru diangkat dipilih oleh Amirul Mu’minin Umar r.a
Mereka pergi menyambutnya, karena lamalah sudah hati mereka rindu untuk bertemu muka dengan shahabat Nabi yang mulia ini, yang telah banyak mereka dengar mengenai keshalihan ketaqwaannya . . . , begitu pula tentang jasa-jasanya dalam membebaskan tanah Irak ….
Ketika mereka sedang menunggu rombongan yang hendak datang,